Senin, 22 April 2013

GADIS BERJILBAB

Cerita Dewasa Gadis Jilbab : Pengakuan Kisah Gadis Jilbab si Devi Cantik, Luar Biasa!






Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


''Allaahumma sholli 'alaa Muhammad wa 'alaa aali Muhammad kamaa shollaita 'alaa ibroohiim wa 'alaa aali ibroohiim innaka hamiidum majiid, Allaahumma baarik 'alaa Muhammad wa 'alaa aali Muhammad kamaa baarokta 'alaa ibroohiim wa 'alaa aali ibroohiim innaka hamiidum majiid.''


''Ya Allah berilah shalawat kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah bershalawat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim, Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia. Ya Allah, Berkahilah Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberkahi Ibrahim dan keluarga Ibrahim, Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia''

Dear Ukhti,
Nama aku Devita, aku ingin berbagi pengalaman tentangg jilbabku, and aku berharap pengalaman aku bisa jadi pelajaran buat banyak orang… sebenernya cerita ini udah aku posting di note aku cuma aku kepingin berbagi lagi dengan para hijaber yg lainnya. semoga bermanfaat amiiin


Bismillahirrahmanirrahim,

Aku bukan orang solehah tapi aku berusaha untuk menjalankan agamaku dengan sebaik-baiknya agar menjadi muslimah solehah dimata Allah… aku bukan ustadzah tapi aku ingin sekali mengajak sodara-sodara aku untuk sama-sama belajar dan menjalan agama Islam dengan baik karena aku sendiri masih jauh dari paham tentang agama karenanya wajib buat kita belajar dan belajar memahami agama kita dan menjalankannya dengan baik terutama tentang kewajiban sebagai muslimah, Insya Allah…

Aku sebenarnya merasa senang melihat sekarang muslimah menggunakan jilbab dimana-mana, mereka menggunakan jilbab dengan bebas tanpa ada rasa takut, tanpa merasakan cibiran atau hinaan, mereka bebas menggunakan jilbab dengan berbagai model yang cantik dan anggun tidak seperti aku ketika pertama kali menggunakan jilbab.


Tahun 1996, adalah tahun pertama kali aku memutuskan hijrah untuk memakai jilbab. Berawal dari sebuah mimpi diberi selembar kain putih panjang oleh seorang kakek-kakek dengan sebuah pesan, “Tutuplah kepalamu dengan kain ini.”

Kemudian aku membicarakan peristiwa mimpi itu ke pak Muhidin (semoga beliau dan keluarganya selalu diberkahi Allah, amiiin), beliau adalah guru bahasa indonesia aku saat SMP sekaligus juga tempat aku curhat tentang agama dan pembimbing agama aku. Aku masih sangat ingat ketika beliau berkata, “ini saatny kamu hijrah, gunakan jilbabmu untuk menutupi kepala, dan jadikan jilbabmu tameng yg melindungi hati dan prilakumu.” Saat itu aku belum yakin apakah aku bisa menggunakan jilbab, karena pada saat itu usia aku masih 15 tahun dan saat itu berjilbab adalah salah satu hal yang langka dijumpai kecuali oleh ibu-ibu guru yg mengajar disekolah-sekolah Islam atau orang-orang yang benar-benar menggunakan jilbab secara utuh dan sebenar-benarnya jilbab.

Dan pada saat itu orang masih banyak yang meremehkan orang berjilbab bahkan tak jarang dikota aku fitnah-fitnah pun banyak disebar untuk merusak jilbab itu sendiri. Dari mulai jilbab pembawa maut sampai hantu payung, yang semuanya itu merusak citra jilbab, tidak jarang kantor-kantor pun jarang sekali yang mau menerima karyawan berjilbab boleh dibilang tidak ada. Karena itu hatiku pada saat itu sedikit ragu apakah aku mampu menggunakan jilbab sesuai pesan guru dan kakek dalam mimpi aku…???


Tapi entah kekuatan dari mana, akhirnya aku mulai mengumpulkan pakaian-pakaian panjang, dari mulai celana panjang, rok panjang, kemeja lengan panjang, dan jilbab-jilbab waktu aku sekolah SMP pun mulai aku kumpulkan dan aku cuci.

Dengan bismillah aku mulai menggunakan jilbab secara sembunyi-sembunyi. Alhamdulillah aku lahir di keluarga yg cukup ada, tapi orang tua aku terlalu sibuk dengan karir hingga mereka tidak mengenal akan agama, walopun mereka kurang perhatian terhadap agama tapi mereka berusaha memberikan pendidikan agama yg bagus kepada anak-anaknya, hanya saja terkadang prilaku mereka saat itu sangatlah jauh dari agama dikarenakan terlalu sibuk dengan urusan dunia.

Disaat orang tua aku tahu aku mulai berjilbab di sekolah, mereka luar biasa marahnya, papah aku sampai tega ngusir aku keluar dari rumah walaupun akhirnya dicegah oleh mamah aku. Ketika orang-orang disekitar aku tau klo aku berjilbab mereka mulai beramai-ramai mencemooh aku, mentertawakan aku, aku masih ingat dengan jelas sampai sekarang kata-kata yang sering mereka ucapkan, “Buat apa berjilbab kalo celana dalem melorotkan gak ketauan.” Astagfirullah… malah kadang-kadang cemoohan kata-kata yang pedas sering aku terima dari sodara dan tetangga dari mulai dianggap sok alim, sok suci sok agamis, ga akan laku, orang berjilbab susah kerja, kepalanya banyak boroknya, banyak kutunya dll…

Saat itu dikeluarga aku hanya kakak lakilaki aku satu-satunya orang yang mensupport aku. Aku ingat malam itu kami akan pergi makan malam diluar, dan aku menggunakan jilbab aku, tiba-tiba papah aku bilang ga jadi keluar kalau aku tetap memakai jilbab, atau aku ga usah ikut… saat itu hati aku sakit sekali, dan tiba-tiba kakak lelaki aku memeluk dari belakang dan berkata,”udah sana naek mobil biar entar aa yg bilang ke papah.”

Subhanallah ujian yang aku terima saat itu benar-benar berat sampai-sampau aku memutuskan untuk keluar dari rumah itu, semua baju udah aku masukkan ke dalam tas. Aku ingat saat itu air mata aku gak pernah berhenti mengalir tapi ntah kekuatan dari mana yang bikin aku tetap teguh pada pendirian aku. Aku juga mulai mencari-cari kerja, ngelamar ke kantor pos sebagai freelance sampai ngelamar sebagai pelayan toko, alhamdulillah saat itu aku ditemani sepupu aku, tapi sayangnya semua tertutup bagi orang berjilbab.


Sekalipun terasa sulit aku tidak pernah putus harapan, aku yakin Allah memiliki rencana indah dibalik peristiwa yang aku alami ini. Suatu malam orang tua aku memanggil aku kedalam kamarnya, tiba-tiba papah aku memberi pilihan copot jilbab aku atau keluar dari rumah…!!! astagfirullah hatiku nangis tapi tak henti-hentinya hati ku berdoa agar Allah melunakkan hati kedua orang tua aku terutama papah aku. Tapi yang namanya seorang ibu, bagaimanapun tidak akan tega anaknya keluar dari rumah, kemudian mamah aku bilang, “jangan keluar dari rumah ini, lebih baik kamu boleh pakai jilbab kamu kalau ke sekolah aja, tapi kalau pergi kemana-mana dicopot ya… dan mamah minta tas berisi pakaian yg dikolong kasur dimasukan kembalike lemari.” Rupanya mamah aku melihat tas yang sudah aku persiapkan untuk pergi dari rumah. Subhanallah, saat itu aku tidak merasa takut sedikitpun kepada orangtua aku, aku yakin Allah akan bersama aku, dan aku katakan kalau aku tidak akan pernah mencopot jilbab aku sampai aku mati…!!! Kemanapun aku pergi dimanapun Demi Allah aku akan selalu menggunakan jilbab aku. Mendengar kata-kata aku, papah aku luar biasa marahnya, papah kemudian menyuruh aku keluar dari kamar saat itu, dan saat itu aku berusaha untuk keluar dari rumah tapi lagi-lagi mamah aku mencegahnya.

Sejak kejadian malam itu, papah menjadi sangat asing buat aku. Aku anaknya seperti bukan anaknya. Aku seperti tidak ada buat papah saat itu, aku merasa asing, subhanallah aku bener-bener terpukul saat itu dan tempat aku curhat hanyalah Allah dan guru bapak aku ibu elly (semoga Allah memberkahi beliau dan keluarganya). Dan cemoohan, hinaan dan kata-kata kasar menjadi makanan buat aku setiap bertemu saudara dan tetangga, tapi lagi-lagi itu tidak membuat aku kecil hati, Allah lah yg membuat aku kuat. Sampai beberapa bulan akhirny papah mulai mau berbicara lagu dengan aku, dan itu semua berkat mamah.

Kemudian 6 bulan kemudian ketika aku selesai berwudhu dan hendak shalat isya, tiba-tiba papah memanggil aku ke kamarnya, dan papah meminta aku mengajarkannya mengaji… subhanallah Allah telah mengabulkan doa aku dan akupun menangis saat itu, **saat menulis ini tidak terasa air mata aku mengalir mengingat moment saat itu.

Setelah malam itu, papah mulai rajin membaca Al-Qur’an. Mulai rajin mengumpulkan buku-buku metode belajar Al-Qur’an hingga membeli kaset-kaset mengaji. Dan suatu malam ketika aku ngobrol-ngobrol dengan mamah dan papah di kamar mereka, papah berkata,”Papah kepingin sekali ke ke tanah suci,”. Allahuakbar, aku langsung berkata, “Insya Allah, papah dan mamah akan melihat rumah Allah.”


Dan alhamdulillah tahun 1998 kedua orang tua aku berangkat ke tanah suci, subhanallah, alhamdulillah selalu ada hikmah disetiap peristiwa yang Allah berikan.


Sejak itu hingga saat ini papah dan mamah mulai mendekatkan diri dengan agama, setiap hari setiap malam papah selalu menyempatkan untuk mengaji terutama di bulan ramadhan, semoga Allah selalu memberkahi mereka berdua…amiiin

Lalu kakak dan adik aku mulai menggunakan jilbab, beberapa tahun kemudian orang-orang yang mencemooh aku dan menghina aku mulai juga menggunakan jilbab, subhanallah aku benar-benar senang melihatnya, apalagi sekarang ini yang namanya jilbab bukan lagi hal asing… dimana-mana orang menggunakan jilbab mungkin syi’ar Islam semakin kuat dari para penda'wah-pendawah dipelosok negeri. Hanya saja kadang-kadang hati aku sedih kalo aku ke kampung melihat para ibu-ibu berjilbab namun disaat-saat waktu sholat banyak yang tidak mau menunaikan sholat malah asik ngerumpi, dan sayangnya tidak hanya ibu-ibu dikampung, para gadis dikota-kota juga gak jarang berkeliaran saat waktu sholat terutama saat magrib, menggunakan jilbab tapi berpelukan di jalan dengan bukan muhrimnya, menggunakan jilbab tapi merokok dipinggir jalan, menggunakan jilbab tapi diboceng motor dengan seluruh rok ke atas…astagfirullah… yang lebih parah sekarang banyak yang buka tutup jilbab di media sosial… kalo dia masih belajar seh masih bisa diterima tapi pake jilbab sementara di beberapa foto terpasang foto-fota dengan pose seksi dengan baju yg super ketat dan super mini… lagi-lagi aku Cuma istigfar, maaf bukanny berghibah tapi aku cuma merasa sedih melihat fenomena jilbab sekarang ini. Disaat banyak orang yg berusaha memperbaikin citra muslimah disaat yang sama banyak juga yang merusaknya.



Padahal mereka sebenarny beruntung tidak harus mengalami apa yang aku alami…tidak harus dicaci dan dimaki, tidak harus merasakan cemoohan, dan tidak harus menangis disaat ingin menutup kepalanya dengan jilbab. Tapi Demi Allah aku sendiri merasa bahagia mengalami hal-hal tersebut dengan begitu aku jadi semakin takut untuk melepas jilbab aku, aku semakin yakin dengan kekuatan Allah ketika kita bersabar, dan Insya Allah jilbab aku akan selalu menutupi tubuh aku sampai aku mati… amiiin

Duhai ukhtiku yang cantik,
Mari sama-sama kita gunakan jilbab tidak hanya sebagai penutup kepala, Tapi juga penutup hati kita,
Mari kita jadikan jilbab tidak hanya pelindung rambut kita, tapi juga pelindung hati kita dari perbuatan-perbuatan tercela.



Mari kita jadikan jilbab sebagai tameng buat kita dalam kehidupan kita, sebagai lahan ibadah kita agar kita bisa membuat para bidadari cemburu pada kita…
DAN STOP BUKA TUTUP JILBAB di SOSIAL MEDIA…!!!


Jangan rusak citra jilbabmu hanya untuk beberapa komentar dari kaum adam, karena sesungguhnya dirimu lebih cantik dengan jilbabmu.

Yuuu mari kita menutup aurat dengan baik, sebelum orang lain menutup auratmu dengan baik (yaitu dikafani/meninggal)…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar