Selasa, 20 Agustus 2013

Miss V Bisa Dibotox in Biar Tak Kendur & Keriput

Miss V Bisa Dibotox in Biar Tak Kendur & Keriput


Botox (botulinum toxin) salah satu cara yang dipilih wanita untuk mengusir keriput di wajah. Tapi, botox juga bisa digunakan di vagina.

Wanita di India tak perlu lagi ke Hollywood untuk melakukan prosedur tersebut karena ahli bedah kosmetik India sudah memiliki alat-alatnya.

Menurut Ahli Bedah gynoplasty Dr Sejal Desai, botox dan dermal filler bisa digunakan pada vulva atau vagina untuk beberapa alasan seperti yang dikutip TimesofIndia :

1. Alasan kosmetik (antipenuaan, mencegah keriput, dan vulva yang kendur)
2. Peningkatan kenikmatan seksual (peningkatan G-spot)
3. Pengobatan gangguan seperti vaginismus, hubungan seksual yang menyakitkan, serta Stress Urinary Incontinence (SUI).

Lantas siapa saja yang boleh melakukan? Ada ketentuan usia untuk setiap prosedur.

1. Untuk peningkatan G-spot, hubungan seksual yang menyakitkan, serta vaginismus lebih umum dilakukan pada wanita muda antara 18 sampai 35 tahun
2. Untuk alasan kosmetik, biasanya pada wanita berusia 30 sampai 65 tahun
3. Untuk SUI biasanya pada wanita berusia 50 tahun ke atas.

"Kita melihat mulai dari ibu rumah tangga hingga profesional, tapi paling umum di antara wanita pekerja," ujar Dr Desai.

Prosedur suntuk botox tergantung indikasi penggunaan. Volume yang lebih besar biasanya diperlukan untuk vagina dan vulva.

Untuk prosedur seperti peningkatan G-spot, tampilan kosmetik di vulva merupakan prosedur waktu makan siang. Namun, ketika diperlukan untuk vaginismus, hubungan seksual yang menyakitkan, serta SUI, pasien perlu tinggal selama satu hari di rumah sakit.

"Efeknya berlangsung selama tiga bulan sampai dua tahun, tergantung pada indikasi dan berapa kali dilakukan. Pemulihannya cepat dan tanpa rasa sakit, pada beberapa kasus hanya sebentar dan efek yang diinginkan terlihat setelah 3 sampai 14 hari," ujar Dr Desai.

Namun Ahli Bedah Kosmetik Dr Mohan Thomas mengingatkan, botox pada vagina harus digunakan untuk kondisi medis dan bukan prosedur kosmetik. Begitu pula untuk mengobati vaginismus dan dispareunia dilator.

"Ini adalah tren berbahaya," ujarnya memperingatkan.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar